Jika raw-input dan instrumental input baik, maka akan menghasilkan
proses yang baik dan akhirnya baik pula produkyang dihasilkan. Kelemahan
paradigma pendidikan tersebut nampak jelas, yakni dunia pendidikan
diperlakukan sebagai sistem yang bersifat mekanik yang perbaikannya bisa
bersifat partial, bagian mana yang dianggap tidak baik,adapun bentuk
pendidikan setelah munculnya mekanik partial seperti yang tlah kita
ketahui pendidikan ini di perlakukan sebagai sistem mekanik yaitu dimana
di sistem ini yaitu komponen input-proses-dan out put. jika sistem ini
mempunyai masalah maka untuk memperbaiki sistem tersebut harus
menggunakan sistem yang bersifat partial.hal ini memang jauh dari
realitas dan keb
enaran.
Kelemahan
mendasar paradigma pendidikan kapitalistik tersebut yaitu menempatkan
pendidikan (berikut pernik-pernik sistem yang ada di dalamnya) sebagai
sistem mekanik, dimana permasalahannya dan solusi pemecahannya bersifat
parsial sehingga dunia pendidikan terkesan sebagai konstruksi yang penuh
dengan tambalan, dan sulaman. Mekanisme program-program pemerintah
dalam dunia pendidikan masih bersifat sebagai jawaban dari permasalahan
(kuratif), padahal sejatinya hendaklah bersifat preventif. Jikalau
sekarang peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan menengah kejuruan
sedang digalak-galakkan oleh Depdiknas sebagai upaya mencetak output
yang dapat terserap ke dalam dunia usaha, mengapa hal itu tidak pernah
terpikirkan lima atau sepuluh tahun lalu?
Paradigma pendidikan yang
dianggap jadul (kuno) tersebut adalah paradigma pendidikan kapitalistik
yang menganut konsep input-proces-output, yang telah menjadikan sekolah
sebagai pabrik pengolahan peserta didik.
Kelemahan mendasar paradigma pendidikan kapitalistik tersebut yaitu menempatkan pendidikan (berikut pernik-pernik sistem yang ada di dalamnya) sebagai sistem mekanik, dimana permasalahannya dan solusi pemecahannya bersifat parsial sehingga dunia pendidikan terkesan sebagai konstruksi yang penuh dengan tambalan, dan sulaman. Mekanisme program-program pemerintah dalam dunia pendidikan masih bersifat sebagai jawaban dari permasalahan (kuratif), padahal sejatinya hendaklah bersifat preventif. Jikalau sekarang peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan menengah kejuruan sedang digalak-galakkan oleh Depdiknas sebagai upaya mencetak output yang dapat terserap ke dalam dunia usaha, mengapa hal itu tidak pernah terpikirkan lima atau sepuluh tahun lalu?
Paradigma pendidikan yang dianggap jadul (kuno) tersebut adalah paradigma pendidikan kapitalistik yang menganut konsep input-proces-output, yang telah menjadikan sekolah sebagai pabrik pengolahan peserta didik.